Orang-orang yang Diijabahi Doanya

Ada beberapa orang yang sangat istimewa kedudukannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan RasulNya, yaitu ketika mereka berdoa maka Allah Ta'ala akan mendengarkan dan mengijabahi segala doa dan harapannya.

Berikut ini beberapa orang yang doanya diijabahi oleh Allah Ta'ala:

Doa pimpinan yang adil

Pemimpin yang adil ibarat bayang-bayang Tuhan, sebab pengambilan kata adil sendiri berasal dari salah satu nama Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu al-Adlu (Allah Yang Maha Adil). Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya yang proporsional dan tepat.

Kebalikan adil adalah zhalim, yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempat yang tepat. Allah Ta'ala telah mengharamkan sifat dan perilaku zalim atas diri-Nya, dan ia juga diharamkan atas diri hamba-hamba-Nya. Perilaku adil akan menciptakan kesejateraan untuk rakyat. Sebagaimana zhalim akan menghadirkan bencana, musibah, dan malapetaka.

Dalam hadits Qudsi-Nya Allah berfirman:

"Sesungguhnya aku telah mangharamkan zhalim itu atas diri-Ku, dan telah Aku jadikan zhalim di antara kalian itu sesuatu yang diharamkan, karena janganlah kalian saling berlaku zhalim."

Dalam sebuah hadits lain juga diriwayatkan, ada tiga doa yang tidak akan ditolak oleh Allah Ta'ala, yakni:

  1. doa orang yang berpuasa hingga ia berbuka
  2. doa pemimpin yang adil
  3. doa orang yang terzhalimi 

(hak-haknya)."Mengapa doa pemimpin yang adil itu sangat mudah dikabulkan? Karena di pundaknya terletak berbagai pengharapan hajat hidup orang banyak.

Doa orang yang terdesak

Kesulitan hidup yang biasa dihadapi para hamba Allah dalam hidup ini adalah sudah menjadi suatu yang silih berganti. Antara kebahagiaan dan kesusahan atau kemudahan dan kesulitan.

Abu Muhammad bin Abdullah berkata: bahwa setiap hamba yang sedang dalam kesulitan akan mengembalikan segala sesuatu yang dialaminya kepada Allah Ta'ala.

Di saat kesulitan dan kesukaran itulah doa si hamba diterima oleh Allah Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hal ini dalam Alquran surat an-Naml ayat 62.

Adapun yang dimaksudkan hamba-hamba yang dalam keadaan sulit dan susah ialah mereka yang sudah terdesak dalam kesulitan yang sudah tidak ada lagi jalan keluar menurut kemampuan manusia. Tidak ada lagi kekuatan yang dapat diminta pertolongan kecuali Allah Ta'ala belaka. Dalam keadaan inilah seorang hamba mengangkat tangannya dengan penuh iba dan tetesan air mata memohon dengan sepenuh hati, sepenuh harapan kepada Allah Ta'ala.

Doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka

"Berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Terdapat tiga kaum yang doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya." (HR. Abu Hurairah)

Suatu ketika, saat berkunjung ke salah satu pasar, seorang pedagang mengeluh bahwa doanya tidak pernah dikabulkan Allah Ta'ala. Keluhan itu berawal ketika dia memenuhi kebutuhan hidup yang dianggap semakin sulit diperoleh.

Mungkin kasus ini tidak hanya terjadi pada diri seorang pedagang tersebut. Banyak kasus serupa yang terjadi di jagat bumi ini. Manusia berkeluh kesah, sangat wajar. Namun ketika dia berkeluh kesah lantaran doanya tidak pernah dikabulkan Allah Ta'ala yang dilanjutkan dengan cacian dan ketidakpercayaan (iman) terhadap keperkasaan Allah Ta'ala. Hal itu di luar kewajaran. Kita bisa bertanya-tanya, mengapa Allah Ta'ala tidak mengabulkan doa?

Di sinilah kita perlu melakukan intropeksi. Meski demikian, salah satu doa yang diijabahi oleh Allah Ta'ala adalah doanya orang yang berpuasa. Allah Ta'ala menyangi orang yang gemar membiasakan diri untuk berpuasa. Wajar, jika kemudian doa seorang shoim (orang berpuasa) menjadi maqbul.

Doa orang yang teraniaya

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Terdapat tiga kaum yang doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya." (HR. Abu Hurairah)

Orang teraniaya atau orang yang dizhalimi yaitu orang yang diperlakukan secara tidak benar oleh orang lain. Orang-orang ini tidak mendapatka hak yang wajib diterimanya.

Misalnya, seseorang menagih uangnya kepada orang lain, tetapi yang ditagih ternyata mengingkari hutangnya. Penagih semacam ini termasuk dalam kategori orang yang teraniaya.

Seorang buruh menutut gaji kepada majikannya. Oleh majikan gaji tersebut tidak dibayarkan atau dibayar kurang dari seharusnya dia terima. Buruh semacam ini termasuk orang-orang yang teraniaya.

Bilamana orang yang teraniaya memohon kepada Allah agar membinasakan penganiayanya, maka doanya dijanjikan oleh Allah akan dikabulkan. Karena itu, kita wajib takut kepada orang-orang yang teraniaya oleh perbuatan kita.

Walaupun mereka tidak mampu membalas kejahatan kita secara langsung, namun doa mereka akan menjadi senjata yang ampuh nuntuk menghancurkan kita melalui adzab dan siksa yang diturunkan oleh Allah. Naudzubillah min dzalik, semoga kita tidak termasuk orang yang menganiaya.

Doanya orang tua terhadap anaknya.

Doa orang tua adalah doa yang paling mustajab, karena doa orang tua untuk anaknya adalah yang paling didengar oleh Allah dan akan selalu diijabahi oleh Allah Ta'ala. Entah itu doa yang baik maupun yang buruk.

Maka dari itu, sebagai orang tua haruslah mendoakan anaknya dengan doa yang baik, seperti doa supaya anak sukses, doa agar menjadi anak yang shaleh, berbakti kepada orangtua dan berguna bagi orang lain.

Dari kedua orang tua kitalah Allah Ta'ala menciptakan kita hidup di dunia ini. Kita bisa merasakan nikmat yang banyak. Sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah dengan jalan apa yang telah diperintahkan-Nya yakni berbakti (taat) kepada kedua orang tua selama perintah orang tua tidak menyalahi aturan Allah Ta'ala dan RosulNya.

Karena memang kerindhaan Allah tergantung ridha orang tua. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam hadits berikut ini.

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

"Ridha Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantung ridha kedua orang tua dan kemarahan Tuhan Tabaaraka wa Ta'aalaa itu tergantunng kemarahan kedua orang tua." (HR. Al-Bazzar)

Doa anak shaleh.

Doa Mukmin yang hidup kepada Mukmin yang telah meninggal, Allah jadikan sebagai doa yang mustajab. Doa anak shaleh kepada orang tuanya yang beriman, yang telah meninggal, Allah jadikan sebagai paket pahala yang tetap mengalir.

Ilmu yang diajarkan oleh seorang guru Muslim kepada masyarakat, akan menjadi paket pahala yang terus mengalir, selama ilmu ini diamalkan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Apabila seseorang mati, seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya. (HR. Muslim dan Nasai)

Bahkan ikatan iman ini tetap Allah abadikan hingga hari kiamat. Karena ikatan iman ini, Allah kumpulkan kembali mereka bersama keluarganya di hari kiamat.

"Orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. (QS. at-Thur: 21)

Doa orang bepergian jauh

Bepergian jauh adalah suatu hal yang menyulitkan. Namun di saat sulit semacam itulah, Allah Ta'ala memberikan kita kesempatan untuk banyak berdoa dan di situlah waktu mustajab untuk berdoa. Dalam sebuah hadits disebutkan:

"Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) doa yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) doa orang yang terzhalimi, (2) doa seorang musafir, (3) doa orang tua pada anaknya." (HR. Ahmad, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri bersabda bahwa safar (bepergian jauh) merupakan bagian dari "adzab" (siksaan). Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Safar adalah bagian dari 'adzab (siksaan)". (HR. Bukhari dan Muslim)

Ingat, safar di sini bukan bertujuan untuk sesuatu perbuatan maksiat. Selain itu, safar dalam hal ini benar-benar akan mendapati kesulitan. Coba bayangkan jika Anda melakukan safar dari luar negeri kembali ke kampung halaman. Apalagi jika safar tersebut mesti transit di beberapa kota.

Yang sebelumnya mungkin ditempuh dalam waktu 9 jam, karena mesti transit di kota lain, akhirnya perjalanan tersebut memakan waktu hampir 24 jam. Apalagi keadaan di kendaraan atau pesawat yang kurang menyenangkan karena kita tidak bisa tidur sebagaimana layaknya. Badan tidak bisa direbahkan ke kasur yang empuk. Sungguh amat menyulitkan.

Karena kondisi sulit dalam safar, hati pun akhirnya pasrah. Saat hati begitu pasrah, itulah saat mudah diijabahinya doa. Saat kepasrahan hati pada Allah Ta'ala itulah hakekat 'ubudiyah (penghambaan), penghinaan, dan menundukkan diri pada-Nya.

Akhirnya seorang hamba pun mengikhlaskan diri beribadah pada-Nya. Jika kondisi seseorang demikian, maka doa yang ia panjatkan akan makin mudah diijabahi. Semakin lama seseorang melakukan bepergian jauh, semakin dekat pula doa itu dikabulkan.

Berikut ini bacaan dalam melakukan safar atau bepergian jauh:

سبحان الذي سخر لنا هذا وما كنا له مقرنين وإنا إلى ربنا

لمنقلبون اللهم إنا نسألك في سفرنا هذا البر والتقوى ومن العمل

ما ترضى اللهم هون علينا سفرنا هذا واطو عنا بعده اللهم أنت

الصاحب في السفر والخليفة في الأهل اللهم إني أعوذ بك من

وعناء السفر وكآبة المنظر وسوء المنقلب في المال والأهل


"Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga."

Doa orang yang berjasa dan bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya doa seorang yang sangat diijabahi oleh Allah Ta'ala adalah doanya orang yang berjasa dan bermanfaat bagi orang lain. Diriwayatkan dari Jabir berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

"Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam dan berkata,

"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah? Dan amal apakah yang paling dicintai Allah Ta'ala?" Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam menjawab:

"Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan ke dalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini yaitu Masjid Madinah selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan)." (HR.Thabrani)

Doa orang yang menjalin hubungan kerabat

Satu diantaranya banyak doa orang yang mudah diijabahi Allah Ta'alah adalah doanya orang gemar menjalin hubungan kerabat (silaturrahim). Sebagian besar kaum muslimin salah dalam menggunakan kata silaturahim.

Mereka menggunakannya untuk hubungan mereka dengan rekan-rekan dan kawan-kawan mereka. Padahal silaturahim hanyalah terbatas pada orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan kita. Adapun kepada orang yang bukan kerabat, maka yang ada hanyalah ukhuwwah Islamiyyah (persaudaraan Islam).

Silaturahim yang hakiki bukanlah menyambung hubungan baik dengan orang yang telah berbuat baik kepada kita, namun silaturahim yang hakiki adalah menyambung hubungan kekerabatan yang telah retak dan putus, dan berbuat baik kepada kerabat yang berbuat jahat kepada kita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Orang yang menyambung kekerabatan bukanlah orang yang membalas kebaikan, tetapi orang yang menyambungnya adalah orang yang menyambung kekerabatannya apabila diputus."

Imam al-'Allamah ar-Raghib al-Asfahani rahimahullah menyatakan bahwa rahim berasal dari kata rahmah yang berarti lembut, yang memberi konsekuensi berbuat baik kepada orang yang disayangi. Ar-Rahim, adalah salah satu nama Allah. Rahim (kekerabatan), Allah letakkan di 'Arsy. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Rahim (kekerabatan) itu tergantung di 'Arsy. Dia berkata, siapa yang menyambungku, Allah akan menyambungnya. Dan siapa yang memutuskanku, Allah akan memutuskannya.

Menyambung silaturahim adalah wajibberdasarkan dalil-dalil Alquran dan as-Sunnah. Sebaliknya, memutus silaturahim adalah haram dan termasuk dosa besar. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan..." (QS. al-Baqarah: 27)

Dengan bersilaturahim, Allah akan melapangkan rezeki dan memanjangkan umur kita. Sebaliknya, orang yang memutuskan silaturahim, Allah akan sempitkan rezekinya atau tidak diberikan keberkahan pada hartanya.


Doa orang yang banyak berdzikir

Selanjuntanya salah satu orang yang doanya diijabahi dan maqbul dihadapan Allah Ta'ala adalah doanya orang gemar memperbanyak membaca dzikir kepada Allah Ta'ala. Kata dzikir berasal dari bahasa Arab, adz-Dzikr yang berarti mengingat, mengucap atau menyebut, dan berbuat baik. Jika kata dzikir dikaitkan dengan Islam, maka memiliki pengertian:

Dzikir berarti mengingat dan menyebut asma Allah Ta'ala. Misalnya dengan membaca, tahlil (tauhid), tasbih, istighfar, atau shalawat, dan juga berdoa kepada Allah Ta'ala. Sebab dengan berdoa manusia menyadari bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini milik Allah Ta'ala. Karena itu untuk mewujudkan segala keinginan, dan cita-citanya, manusia butuh pertolongan-Nya.

Dzikir juga berarti berbuat baik (beramal saleh) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beberapa di antaranya adalah: berbakti kepada orang-tua; berlaku jujur, objektif, dan adil.

Dzikir, menurut para ulama, dapat dibedakan dalam tiga macam.

  1. Dzikir dengan lisan (dzikr bil al-lisan), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan bersuara.
  2. Dzikir dalam hati (dzikr bi al qolbi), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain sebagainya dengan membatin. Tanpa mengeluarkan suara.
  3. Dzikir dengan panca indra atau anggota badan (dzikr bi al-jawarih), yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah Ta'ala dengan cara melaksanakan segala perintah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.

Doa orang yang bertaubat

Berikutnya doa orang-orang yang ijabahi oleh Allah Ta'ala adalah doanya orang-orang yang bertabubat secara sungguh-sungguh. Wiwit Hardi Priyanto dalam tulisannya berjusul Bertaubatlah Saudaraku! memaparkan bahwa jika sebagai hamba yang taat, kita harus memiliki sikap yang benar tatkala terjatuh ke dalam dosa dan maksiat.


Seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang artinya:

"Setiap anak cucu Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat." (HR. at-Tirmidzi)

Oleh karena itu, hendaknya kita segera memohon ampun kepada Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman:

"Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." (QS. al-Hadid: 21)

Salah satu keutamaan bertaubat adalah menjadi sebab datangnya keberuntungan. Allah Ta'ala telah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertaubat. Adapun taubat adalah wajib bagi setiap muslim. Allah ta'ala berfirman yang artinya:

"Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian menjadi orang-oarang yang beruntung." (QS. an-Nur: 31)


Post a Comment for "Orang-orang yang Diijabahi Doanya"