Banyuwangi Batik Festival Menyemarakkan Industri Batik Banyuwangi dalam Satu Dekade Terakhir

Banyuwangi Batik Festival Menyemarakkan Industri Batik Banyuwangi dalam Satu Dekade Terakhir

BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mengukuhkan ekosistem batik lokalnya dengan upaya yang penuh konsistensi. Salah satu wujud nyata dari dedikasi ini adalah melalui Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang sukses digelar selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2023, BBF kembali memukau penggemar batik di Creative Hub, Terminal Pariwisata Terpadu, pada Jumat dan Sabtu (21-22 Oktober 2023).

Berkat konsistensi dan semangat ini, industri batik di Banyuwangi terus berkembang, seiring dengan munculnya banyak desainer muda yang berbakat. Namun, yang lebih menarik, motif batik khas Banyuwangi terus mengalami eksplorasi kreatif, memanfaatkan kekayaan potensi yang dimiliki oleh daerah ini.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa BBF bukan semata-mata sebuah ajang peragaan mode. Ini merupakan bagian integral dari upaya Banyuwangi untuk memperkuat ekosistem batik di wilayah tersebut.

“BBF bukan sekadar pagelaran mode, melainkan juga sebuah dorongan untuk mengembangkan industri batik di Banyuwangi secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir, dari proses produksi hingga produk akhir,” ungkap Bupati Banyuwangi saat acara BBF pada Sabtu malam (21 Oktober 2023).

Selama sepuluh tahun terakhir, pemerintah daerah telah mengadakan berbagai pelatihan dan mengundang pelaku industri batik nasional serta desainer ternama ke Banyuwangi untuk memberikan pelatihan kepada Industri Kecil Menengah (IKM) batik Banyuwangi.

“Alhamdulillah, kini ekosistem batik Banyuwangi tengah berkembang pesat. Jumlah pelaku usaha batik di Banyuwangi yang awalnya hanya belasan, kini telah mencapai 60. Para desainer juga semakin meningkatkan kualitas desain mereka, dan para perajin batik juga mengikuti tren ini. Kami berharap ekosistem ini akan terus berkembang,” tambah Ipuk.

BBF tahun ini menampilkan puluhan busana batik dengan motif Sembruk Cacing. Beragam jenis busana seperti busana muslim, busana kasual, busana resmi, hingga busana pesta turut dipamerkan. Banyuwangi sendiri memiliki 44 motif batik yang diangkat bergantian setiap tahun.

Tidak sekadar ajang peragaan busana, BBF juga menawarkan serangkaian kegiatan lain yang mendorong generasi muda untuk mencintai batik. Ini mencakup lomba desain batik, fashion on pedestrian, pemilihan duta batik, jazz batik, pasar batik, dan aktivitas meras batik yang melibatkan anak-anak remaja dan pelajar.

Salah satu pelaku usaha batik di Banyuwangi, Fifin Andri, berharap BBF tahun ini dapat menjadi dorongan bagi industri batik seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata Banyuwangi.

“Perkembangan usaha kami senantiasa beriringan dengan perkembangan pariwisata. Setelah mengalami penurunan selama masa pandemi, kami kini melihat pemulihan yang positif. Saat ini, Banyuwangi telah menjadi tuan rumah berbagai event dan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions), yang tentu memberikan keuntungan besar bagi kami,” ujar Fifin.

BBF tahun ini juga mendapatkan perhatian dari beberapa tokoh penting, termasuk Dewan Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Goenawan, Staf Ahli Menteri Kesehatan Ubaidillah Amin, dan Kepala Bakorwil V Jember Nanang Fajar. Dengan demikian, BBF semakin mengukuhkan posisinya sebagai ajang yang penting dalam kalender budaya Banyuwangi dan pengembangan ekosistem batiknya.

Sumber: Wanipedes.id

Post a Comment for "Banyuwangi Batik Festival Menyemarakkan Industri Batik Banyuwangi dalam Satu Dekade Terakhir"