Dosa Orang yang Lalai

JANGAN PERNAH LALAI!

Ada satu doa yang kerap diamalkan oleh Nabi Muhammad saw., tetapi tidak satu pun umatnya mau mengamalkannya. Doanya yaitu sebagai berikut.

اللهم أحيني مسكينا وتوفني مسكينا و

احشرني في زمرة المساكين

Artinya:

“Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin, dan matikan aku dalam keadaan miskin dan bangkitkanlah aku di hari akhir bersama orang- orang miskin."

Anda mau mengamalkan doa tersebut?

Saya sangat tidak yakin Anda akan menjawab, "Ya". Jika itu benar, mungkin Anda satu-satunya orang yang menjawab demikian. Dengan banyak sebab dan alasan, tidak ada seseorang yang menginginkan hidup dalam kemiskinan. Ya, sekarang dalam kondisi miskin pun terus berusaha ingin kaya.

Ada satu pelajaran menarik yang bisa kita renungkan dari doa Nabi Muhammad tersebut, yaitu mengenai cobaan harta kekayaan. Cobaan tidak hanya datang ketika kita dalam kondisi terpepet maupun miskin, tetapi juga dalam kondisi yang biasa-biasa saja maupun kaya.

Banyak orang yang sanggup dicoba dalam kemiskinan, tetapi sulit menghadapi cobaan kekayaan. Berbagai kisah telah membuktikan. Seorang sahabat yang sangat miskin, bahkan pakaian untuk salat pun harus bergantian dengan istrinya, meminta kepada Nabi untuk didoakan agar kaya.

Awalnya Nabi menolak bahwa kondisi saat itu merupakan kondisi yang tepat bagi sahabatnya, ia tidak akan kuat ketika kaya. Tetapi sahabat itu terus mendesak Nabi. Akhirnya dikabulkan. Nabi mendoakan dan memberinya seorang kambing. Apa yang terjadi?

Dalam waktu singkat, sahabat itu kaya raya dan semakin menjauh dari masjid Nabi. Bahkan ketika ditagih untuk membayar zakat, ia menolak karena jumlahnya sangat besar. Zakat yang besar tentu berbanding lurus dengan kekayaan yang dimiliki. Tapi ternyata sahabat itu ingkar dan menuduh Nabi mengada-ada dengan zakat itu. Lalu turunlah laknat Allah Swt. atas sahabat itu.

Sahabat itu bernama Tsa'labah Bin Hathib Al- Anshariy. la dikatakan oleh Nabi sebagai sahabat yang celaka. Kisah ini menjadi asbabul nuzul dari ayat 75-80 dari surat At Taubat.

Ayat 75

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh."

Ayat 76

Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

Ayat 77

Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.

Ayat 78

Tidaklah mereka tahu, bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib.

Ayat 79

(Orang-orang munafik itu) yaitu orang- orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya. Maka, orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.

Ayat 80

Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuhpuluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.

Kisah di atas menjadi pelajaran bagi kita, jangan sampai hal itu menimpa kita. Dalam kondisi miskin, kita merasa sanggup menerima kekayaan, namun ketika hal itu terjadi, justru kita berbuat ingkar karena banyak hal bisa dicapai dengan kekayaan itu. Allah Swt. telah memperingatkan kita melalui QS. Luqman [31]: 33.

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun.

Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka, janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.

Oleh sebab itu, untuk menjadi kaya, Anda harus benar-benar mempersiapkan diri agar tidak sepeti Tsa'labah. Maka, berusahalah semaksimal mungkin, berdoalah siang dan malam agar Allah mengabulkan doa-doa Anda. Sebagai pengingat, mintalah kepada orang-orang saleh untuk membantu mendoakan Anda agar dapat mencapai kesejahteraan.

Orang-orang saleh adalah orang-orang yang dekat dengan Allah, mereka adalah para ulama yang menjadi pewaris Nabi. Jadi, tidak ada salahnya meminta bantuan mereka untuk membantu kita dalam berdoa, bukan membantu untuk mendapatkan rezeki.

Namun, jika semua hal telah Anda lakukan dan kesejahteraan tak juga berkunjung dalam hidup Anda, periksalah beberapa bagian di bawah ini, dari A-Z. Apakah ada satu atau banyak hal yang Anda lakukan, sehingga menghambat datangnya rezeki kepada keluarga Anda. Rasulullah saw. bersabda:

"Tidak dapat menambah usia kecuali kebaikan. Tidak bisa menolak ketentuan (takdir) kecuali doa. Sesungguhnya seorang manusia kerap terhalang dari rezeki disebabkan dosa yang dilakukannya." (Ibnu Majah dalam Sunannya jilid II halaman 489 nomor 4087 dari jalur Ali bin Hasan)

Post a Comment for "Dosa Orang yang Lalai"