Hubungan Suami Istri

 

SALING BERPRASANGKA BURUK

Hubungan antara suami dan istri akan menjadi cerminan hubungan keduanya dengan dunia luar. Jika suami dan istri baik dalam menjalin suatu hubungan dengan dunia luar, maka kecenderungan juga baik dalam hubungan berumah tangga. Karena, apa yang terjadi di dalam rumah akan ia bawa keluar, meskipun dalam kondisi yang profesional sekalipun.

Oleh sebab itu, berprasangka buruk sebenarnya dapat merugikan kita sendiri. Selain tidak tenang dalam bekerja di luar rumah, juga akan mengganggu keharmonisan berumah tangga.

Misalnya ketika seorang suami sedang bekerja di luar rumah, ia mencurigai istrinya berbuat serong di rumahnya. Maka sepanjang bekerja ia tidak akan tenang, sehingga pekerjaannya menjadi kacau.

Baca juga: Inilah Alasannya, Kenapa Rezeki Seret dan Masalah Datang Bertubi tubi

Selain itu, akan ada upaya suami untuk membalas apa yang dilakukan oleh istrinya. Maka, akan muncul benih-benih perbuatan serong pula. Demikian halnya dengan istrinya yang menaruh curiga dengan suaminya yang bekerja keras di luar rumah. Suasana hati dan suasana rumah akan buruk akibat prasangka buruk tersebut.

Prasangka buruk lainnya yaitu mengenai pembelanjaan rezeki yang telah didapat. Istri maupun suami saling curiga dengan penggunaan uang. Kenapa uang cenderung lebih cepat habis? Istri mencurigai suami menghabiskannya di luar rumah. Sementara ia sangat senang jika diberi uang banyak, dan kemudian menaruh curiga jika dikasih uang sedikit. Begitu pula sebaliknya, suami mencurigai istrinya berbuat macam-macam karena uang bulanan cepat habis.

Berprasangka buruk ini digambarkan sebagai memakan daging mentah milik seseorang yang diprasangkai. Demikian Al-Qur'an mendefinisikan tentang prasangka buruk yang mengundang berbagai kecurigaan. Apakah Anda akan memakan daging pasangan Anda yang sudah mati?

Baca juga: Waktu Paling Mujarab Agar Doa Mudah Diijabahi

Allah Swt. berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat [49]: 12)

Ayat di atas memberi pengertian kepada kita, bahwa berprasangka buruk adalah perbuatan dosa. Ayat tersebut ditujukan kepada sesama saudara mukmin dan bagaimana hubungan kedua mukmin akan memburuk dengan prasangka tersebut. Apalagi diterapkan hubungan keluarga, tentu hal ini akan semakin buruk. Bagaimana mungkin kita akan memakan daging mayat pasangan kita? Dengan imbalan apa pun, seseorang pasti tidak akan sanggup.

Banyak atau sedikitnya rezeki merupakan cobaan Allah Swt., dan cepat habis atau menyisakan tabungan merupakan bagian dari keberkahan rezeki tersebut. Maka, menjalin komunikasi yang intens adalah kunci untuk menjauhi prasangka buruk kepada pasangan.

SALING MEMFITNAH

Anda tentu kerap mendengar ungkapan, "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan". Ungkapan itu diambil dari ayat Alquran surat Al Baqarah ayat 191. Dengan ungkapan yang sama, ayat itu kemudian diungkapkan lagi pada ayat 217 di surat yang sama.

Kata "fitnah" dalam Alquran kerap disandingkan dengan peristiwa atau kalimat-kalimat yang mengerikan, dari mulai kekafiran, kemurtadan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan betapa bahayanya sebuah fitnah.

Seperti pada (QS. Al-Baqarah [2]: 191), fitnah menimbulkan kekacauan, seperti mengusir sahabat dari kampung halamannya, merampas harta mereka, dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka dalam beragama. Akibat fitnah, ia kehilangan banyak hal, termasuk rezekinya.

Baca juga: Amalan Surat Al Waqiah Agar Bisnis Lancar dan Keuntungan Melimpah

Dalam konteks keluarga, fitnah yang kerap terjadi adalah fitnah dengan menuduh pasangan berbuat serong. Jika tuduhan atau fitnah itu tidak benar, maka berlapis-lapis kesaksian harus bisa dihadirkan.

Hal ini dijelaskan dalam Alquran Surat An-Nur ayat 6 - 7.

Ayat 6

Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri. Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar."

Ayat 7

Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta."

Baca juga: Dasyatnya Surat Yusuf ayat 4 untuk pengasihan dan pemikat lawan jenis 

Selain mendapatkan laknat Allah Swt., fitnah ini juga menjadikan rumah tangga yang tidak harmonis. Jika menaruh curiga, sebaiknya hal itu tidak sampai menjadikan sebuah fitnah. Setiap perselisihan dalam keluarga, akan lebih baik jika diselesaikan secara kekeluargaan pula. Tidak hanya suami istri yang akan terkena dampak, anak dan keluarga besar pun biasanya akan terseret ke dalamnya.

Fitnah tidak pernah hadir dengan sendirinya. Ia akan membawa rentetan masalah panjang. Hindarilah fitnah dengan menjadikan segala kecurigaan sebagai bahan evaluasi keluarga. Dengan demikian, kita akan terhindar dari laknat dan pintu rezeki tetap terbuka.

Post a Comment for "Hubungan Suami Istri "