Manfaat Amalan dalam Hidup

manfaat amalan dalam hidup

Tidak sedikit kita jumpai para saudara mukmin kurang begitu antusias dalam menjalankan amalan (ibadah-ibadah) sunnah. Kebanyakan mereka enggan mengamalkan kecuali yang sifatnya ibadah-ibadah mahdhoh, yakni ibadah-ibadah fardhu seperti shalat 5 waktu, puasa Ramadhan dan lain sebagainya.

Sebagian dari mereka hanya menilai, jika ibadah yang dibebankan Allah ta'ala kepada seorang mukmin sebatas ibadah-ibadah wajib tidak lebih. Bahkan dengan hanya menjalankan ibadah-ibadah mahdhoh tersebut, dirasa sudah cukup.

Jika kita pahami lebih jauh, sebenarnya seorang mukmin sangat membutuhkan tambahan-tambaham amalan sunnah. Entah membaca istighfar, bershalawat, membaca ayat Alquran semisal surat al-Fatihah, al-Waqiah, Yasin maupun ibadah-ibadah sunnah lainnya.

Sehebat apapunn orang yang berusaha untuk tidak melakukan dosa, berbuat zalim, maksiat, mengghibah, tetap saja ia pasti akan kecolongan. Meskipun ia mengetahui bahwa dirinya amat sedikit melakukannya, namun kesalahan-kesalahan itu terkadang tidak kita sadari bahkan kita ketahui.

Di hari pembalasan kelak, ketika manusia diperhitungkan amalannya dan ia memiliki catatan buruk terhadap saudaranya, maka hal itu tidak bisa dibayar dengan logam emas sekalipun. Sebaliknya, yang ada adalah balasan berupa kebaikan dan keburukan sesuai yang dilakukan.

Mengenai hal tersebut, berdasarkann hadits yang diriwayat oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabatnya:

"Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?Mereka menjawab: Orang yang bangkrut dari kami adalah yang tidak memiliki dirham dan barang-barang. Lalu beliau bersabda: Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan amalan shalat, puasa dan zakat, ia datang namun pernah mencela ini, pernah menuduh itu, pernah makan harta ini, pernah mengucurkan darah itu, dan ia pun pernah memukul yang lainnya lagi. Lalu orang yang ini diberikan sebagian dari kebaikannya dan yang itu pun diberi dari sebagian kebaikannya. Apabila kebaikannya habis sebelum tanggungannya selesai, maka keburukan orang-orang itu akan diambil lalu ditimpakan kepada dirinya, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Muslim)

Setelah membaca hadits ini dapat kita simpulkan bahwa seorang muslim diperintahkan untuk menjauhi kezaliman dan menyelesaikannya di dunia sebelum datang hari kiamat. Adapun cara untuk menjauhkan diri agar tidak termasuk dari orang-orang yang bangkrut adalah dengan memperbanyak amalan-amalan shaleh, khususnya amalan sunnah.

Hal ini sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala befirman:


وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ 


Lafadz: wa aqimiş-ṣalāta tarafayin-nahāri wa zulafam minal-lail, innal-ḥasanāti yuż-hibnas-sayyi`āt, żālika żikrā liż-żākirin

Artinya: "Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS. Hud 11: Ayat 114)

Dengan kata lain, seorang mukmin tidak pernah terlepas dari berbuat buruk, karena itulah untuk dapat menghapuskan perbuatan buruk tersebut hendaklah kita memperbanyak amalan-amalan sunnah. Semakin banyak kita melakukan amalan sunnah maka makin banyak pula tabungan kita kelak di akhirat.

Sesungguhnya manfaat teragung dan termulia dari memperbanyak amalan sunnah adalah bahwasanya amalan tersebut dapat mendatangkan kecintaan dari Allah Ta'ala kepada hamba tersebut. Berkaitan dengan hal ini, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits di dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang lebih aku cintai dari pada amalan yang Aku wajibkan atasnya, dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga aku mencintainya. (HR. Bukhari)

Hadits di atas menerangkan bahwa seorang hamba yang memperbanyak amalan sunnah akan dicintai Allah Ta'ala. Dengan demikian, bagi orang yang dicintai Allah, maka segala sesuatunya akan dimudahkan oleh Allah Ta'ala. Entah berupa terpenuhinya hajat kita, kelapangan hati, kesuksesan hidup, maupun keberkahan dan lain sebagainya.

Baca juga: Rahasia Keutamaan Surat Al-Baqarah dan Cara Mengamalkannya

Dalam kehidupan manusia terdapat kebahagiaan dan penderitaan. Hal itu merupakan keniscayaan dalam hidup. Penderitaan, kesediahan, di samping kegembiraan, keberhasilan dan prestasi. Memang banyak kepedihan yang dapat dicegah melalui usaha yang sungguh-sunguh serta ketabahan. Tetapi, tidak sedikit juga yang tidak dapat dicegah, seperti kematian.

Di sinilah akan semakin terasa manfaat amalan-amalan sunnah dalam memberikan jawaban terhadap berbagai permasalahan hidup kita. Perlu diingat bahwa apa yang dimohonkan seorang hamba terkadang tidak sepenuhnya tercapai, namun dengan melakukan amalan atau berdoa kita telah hidup dalam optimisme dan harapan. Karena itu, jika doa tidak menghasilkan apa yang dipinta, maka paling tidak manfaatnya adalah ketenangan batin.

Dalam konteks kesadaran akan kebutuhan itulah satu riwayat menyatakan bahwa Allah Ta'ala berfirman dalam sebuah hadis Qudsi:

"Siapa yang disibukkan oleh dzikir merenungkan kebesaran-Ku sehingga tidak memohon kepada-Ku, niscaya Kuanugerahi dia seutama (sebaik-baik) apa yang Kuanugerahkan kepada para pemohon. (HR. Bukhari)

Karena itu, menjalankan amalan (ibadah) sunnah semestinya selalu diniatkan untuk mengharap ridha Allah Ta'ala. Karena itu pula, Alquran melukiskan bahwa orang-orang yang shaleh menjadikan ucapan alhamdulillah sebagai akhir dari doa mereka.

Allah Ta'ala, membuka pintu selebar-lebarnya bagi manusia untuk memohon kepada-Nya. Bahkan Allah Ta'ala 'marah' terhadap mereka yang sombong dan enggan berdoa. Agaknya kemarahan itu disebabkan karena keengganan itu mengisyaratkan kepada Sang Khaliq. Bahwa manusia tidak mengakui kelemahannya dan kebutuhannya

Itulah yang dilukiskan dalam surah al-Fatihah:

"Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in." (Hanya kepada-Mulah kami mengabdi dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan).

Baca juga: Rahasia Keutamaan Surat Al-Fatihah dan Cara Mengamalkannya 

Post a Comment for "Manfaat Amalan dalam Hidup "